Langsung ke konten utama

WHAT'S UP, WhatsApp ???

sumber: google images
Gengs, pada tau sama aplikasi chatting yang beberapa hari ini menggegerkan Indonesia? Yups, WhatsApp! Aplikasi ini dinilai merupakan aplikasi paling enak untuk digunakan chatting, penggunanya juga sangat banyak, bahkan mengungguli aplikasi chatting lainnya. Tapi, baru-baru ini beredar berita berbau porno di platform milik Facebook itu. Ya, aplikasi WhatsApp merupakan salah satu produk dari Facebook, selain Instagram. Makanya nggak heran jika ada beberapa fitur yang mirip diantara ketiganya.

Berita berbau  porno di WhatsApp itu mulai heboh dari Minggu (5/11), mulanya dari broadcast tentang konten GIF yang ada platform tersebut. Saya pribadi tahu berita itu dari grup WhatsApp teman-teman jurnalis. Menurut salah satu teman saya itu, katanya ibu-ibu sedang panik karena ada konten berbau sex di WhatsApp, dan teman saya juga tahu hal tersebut karena istrinya yang cerita. Karena 70 persen aktivitas sosial media saya ada di WhatsApp, saya juga jadi penasaran. Padahal sebelumnya saya bisa dibilang belum pernah menggunakan konten GIF pada WhatsApp. Tapi karena info dari grup, akhirnya saya jadi penasaran buat ngecek kebenarannya, heheh.. 😅🙈

Ini saya collab sama sahabat saya dari zamannya TK sampe zaman NOW. baca punya Dita disini !

inienoo.blogspot.co.id
Daann ternyataaa, benar! Dengan mengetik keyword tertentu, GIF yang dikeluarkan bukan hanya gambar gerak adegang orang dewasa saja, tapi beberapa animasi kartun yang disukai  anak juga ada. Speechless pas lihat hasilnya, bukan cuma satu dua gambar saja lho, tapi ini buaaanyyaakkk, puluhan!

Saya sendiri nggak tahu siapa yang pertama kali menyebarkan berita tersebut, tapi berkat adanya broadcast, akhirnya WhatsApp jadi salah satu topik utama akhir-akhir ini. Dampaknya? Ada sisi positif dan negatif. Positifnya, kita jadi tahu bahwa tidak semua aplikasi bisa digunakan oleh anak-anak, orang tua juga harus lebih berhati-hati dan terus memantau apa yang digunakan oleh anaknya. Alih-alih mau ngasih smartphone supaya memudahkan komunikasi dan lebih gampang untuk memantau, eh malah justru menjerumuskan sang anak, ngasih benda yang bisa mengakses segala hal dengan internet. Negatifnya, dengan adanya broadcast dan pemberitaan di televisi, justru itu menginformasikan yang asalnya tidak tahu menjadi tahu, dan ingin mencobanya. Seperti saya, awalnya saya tidak tahu sama sekali ada konten tersebut, tapi karena ada broadcast akhirnya penasaran juga kepengen di cek. (Hmm, anak-anak di bawah umur nggak boleh ngikutin ya!)
Untungnya pemerintah Indonesia cukup tanggap mengenai hal tersebut. Setelah mendapat aduan dari netizen untuk segera menanggapi konten porno di WhatsApp, Kemenkominfo langsung turun tangan dengan menghubungi pihak Facebook sebagai pemilik platform tersebut. Tapi pihak Facebook tidak menanggapinya dengan cepat, katanya konten tersebut wewenang dari pihak ketiga. Zzzz... Pihak Kemenkominfo menghubungi Facebook hingga tiga kali, gengs!  Katanya, jika dalam waktu 2x24 jam atau hingga Rabu (8/11) belum ada tanggapan, maka WhatsApp akan diblokir di Indonesia, seperti yang pernah dilakukan kepada aplikasi Telegram. Wahhh, menurut kalian gimana ya kalau WhatsApp sampai di blokir??

Hari ini, Selasa (7/11), saya cek handphone dan buka aplikasi WhatsApp, ternyata konten GIF sudah tidak ditemukan lagi. Ahh.. syukurlah, karena kalau menurut saya nih, konten GIF itu nggak terlalu bermafaat juga sih. Masih tetap lebih asyik pake emoticon daripada gambar yang gerak-gerak  nggak jelas, hihi... 😄

(baca ini juga: Bisnis Perspektif Islam)

Eh .. eh.. akibat dari berita tersebut juga, ternyata muncul WhatsApp palsu lho. Hati-hati ya gengs! 😱😱 Penggunanya udah nyampe satu juta lebih, tapi pihak PlayStore sudah memblok nya kok. Tenangg..!😉

So, sebagai pemakai teknologi, kita juga harus pintar-pintar memilih ya, gengs! Manfaatkan teknologi sebaik-baiknya, jangan dijadikan sebagai bahan untuk menebar keburukan. Inget dosa gengs, dosa kita udah nggak akan kehitung lagi, jadi jangan ditambah-tambahin terus ya, hihi..😇😇


***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Saat Foto Box

Anak muda sekarang nggak foto-foto ? hmm... kayaknya kurang gaul deh, soalnya di jaman yang udah canggih ini, difoto itu udah jadi kebiasaan baru bagi remaja sekarang. Ada beberapa tips nih buat kalian yang suka foto box. 1. Pilih tempat yang nyaman Biasanya foto box itu suka ada di tempat-tempat yang ramai, seperti mall, plaza dll. Nah kalian tinggal pilih tempat yang paling menarik perhatian dan tentunya bagus juga. 2. Ajak teman atau orang terdekat kita Pastinya nggak asik dong kalau kita foto-foto sendiri, apalagi kalo difoto box , kesannya itu bakalan nggak hidup, terus kita juga nggak ada temen buat ber-ekspresi. 3. Berganti gaya dengan cepat Kalian harus tau, Foto box nggak seperti foto biasa, jadi setiap satu kali foto, kita harus cepet-cepet ganti gaya lagi, soalnya foto box itu diwaktu. Jadi sebelum kita difoto, kita harus mikirin gaya dan ekspresi apa aja yang bakalan kita tunjukin. 4. Tunjukin gaya yang paling keren Sia-sia dong kalo pas lagi di foto, gaya kita cuma biasa-

One Team, One Spirit, One Goal !!

Pemberian Simulasi Penulisan Salah satu kru layout Xpresi (Imam) mempresentasikan dami buatannya Masih kru layout Xpresi (Teteng Randi) mempresentasikan dami halaman galerinya Reporter Xpresi, belajar wawancara dan membuat artikel Wawancara bertemakan kehidupan anak gank di sekolah Teteng, Imam dan Riko, simulasi membuat dami untuk halaman All crew Xpresi memulai simulasi

Senja dengan Biru

Aneh, menurutku aneh saja tiba-tiba ada wanita yang menghampiriku, mengulurkan tangannya,  duduk disebelahku tanpa dipersilahkan, dan menatap senja bersama-sama. Aku sendirian, dia pun sama. Kami tidak banyak bicara, tetapi kami merasa dekat satu sama lain. Aku mengenal Senja seperti senja yang biasa aku lihat, dia datang dan pergi begitu saja. Kami bertemu, di satu minggu itu kami selalu menatap senja bersama-sama. Kami hanya sebagai penikmat senja, yang kebetulan dipertemukan, atau mungkin memang ditakdirkan untuk bertemu. Ya, aku percaya Pencipta senja itu telah menyusun rencana untuk mempertemukan kami. “Mengapa namamu Senja?” tanyaku tanpa berharap jawaban. Tatapanku tidak bertitik, sesekali memang menoreh kepada Senja, tapi segera ku alihkan kembali kepada senja yang lain ketika dia mulai menyadari sedang diperhatikan. “Aku menyukai senja sejak kecil, orang tuaku juga sama-sama penikmat senja, kami selalu menikmati senja bersama,” ujar gadis bernama Senja itu. Rambutnya ya